Ego

Dengan liciknya sang waktu bergulir begitu cepat, menciptakan situasi yang semakin rumit dan sulit kupahami. Namun bibir mu meninggalkan kehangatan yang menguapkan segala kegelisahan yang pernah menumpuk begitu banyak. Dan begitulah dimana aku mulai menyadari bahwa aku dan kamu tak mungkin bersama, terlalu banyak variabel tak menentu yang harus kita lalui. Ego ku untuk memilikimu, juga egoku untuk tak melukainya, sebuah kontradiksi yang menunjukkan ketidak teguhan sebuah tekad, entah itu memulai atau mengahiri. Pada kenyataannya lemahnya aku menyakiti keduanya yang dengan bodoh aku memilih diam dan menunggu siapa yang akan memperjuangkan aku. Ini cerita lain, dimana senyum itu masih mampu menghentikan duniaku. Hingga kini.

0 Response to "Ego"

Posting Komentar